Salam... Kami merupakan Program Pelatihan (workshop) Aktivasi "Otak Tengah" yang menjadikan otak anak kita menjadi seimbang antara otak kiri dan otak kanan, sehingga Anak :
- lebih Percaya Diri
- lebih berkonsetrasi
- daya tangkap / memori otaknya bertambah
- minat belajar tinggi
- lebih kreatif
- prestasi meningkat
- dapat mengontrol emosi
- hormon menjadi lebih seimbang
- mempunyai bakat/talenta lebih
- hormat kepada orang tua

sehingga akhirnya Anak menjadi "GENIUS".

Kantor GMC Gresik bertempat di KOMPLEK RUKO KIG B-6 JL. TRI DHARMA KAWASAN INDUTRI GRESIK.

Informasi dan Pendaftaran bisa menghubungi LILA (Manager Operasional) di 0815.5391.6045 atau 031.7777.5350

Kunjungi kantor kami dan dapatkan informasinya lebih banyak lagi...!!!!

KELAS AKTIVASI DI BUKA TIAP BULAN !!!!!

PEMESANAN TEMPAT Rp.200rb. . . . . . . & TERBATAS !!!!

. . . . . . . . . . TERIMA KASIH . . . . . . . . . .

Sabtu, 22 Mei 2010

AKTIVASI KELAS V

TERIMA KASIH..... UNTUK AKTIVASI IV PADA 29-30 MEI 2010 PENDAFTARANNYA SUDAH PENUH. SELANJUTNYA UNTUK AKTIVASI V AKAN DIADAKAN PADA 12-13 JUNI 2010, UNTUK MENDAPATKAN KUOTA AKTIVASI V DAPAT MENDAFTARKAN PUTRA-PUTRINYA MULAI SEKARANG DI ALAMAT DI ATAS. TERIMA KASIH

Selasa, 18 Mei 2010

AKTIVASI IV

PADA 29-30 MEI 2010 AKAN DI LAKSANAKAN PROSES AKTIVASI IV. DI KOMPLEK RUKO KIG GRESIK. SEGERA HUBUNGI NOMOR DI ATAS UNTUK MENDAPATKAN KURSI AKTIVASI. TERIMA KASIH.

BERITA GMC GRESIK DI JAWA POS

Pada proses Pelatihan Otak Tengah III yang di laksanakan 15-16 Mei kemarin, demo dari anak-anak GMC Gresik diliput oleh koran harian JAWA POS. Mereka menunjukkan bahwa OTAK TENGAHnya sudah aktif. Dengan mewarnai sebuah gambar, dimana proses pewarnaannya tidak melewati garis dan hasilnya sungguh bagus.
Liputan tersebut ditayangkan pada Jawa Pos edisi Senin 17 Mei 2010 pada halaman Kota Gresik.

[ Senin, 17 Mei 2010 ] Jawa Pos
Aktivasi Otak Tengah, Bukan Sulap
GRESIK - Dengan mata yang tertutup kain merah, dua bocah menghadap pada ker­tas bergambar gajah. Mereka memegang pen­sil pewarna. Tak lama kemudian, ke­duanya menggoreskan pensil warna itu pa­da kertas bergambar tersebut tetap de­ngan mata tertutup.Hasilnya sungguh mencengangkan. To­rehan warna yang dibubuhkan dua bocah itu tepat mengenai objek gambar. Nyaris ti­dak ada yang keluar dari gambar. Jangan salah, keduanya tidak beratraksi su­lap. Mereka sedang mengikuti midbrain ac­tivation atau aktivasi otak tengah yang berlangsung di ruko KIG (Kawasan In­dus­tri Gresik) kemarin (16/5). "Pelatihan ini mur­ni logika. Yang dilakukan hanyalah ak­tivasi otak tengah," kata dr Al Aufi, mas­ter franchise dan trainer Genius Mind Con­sultancy (GMC), lembaga penyedia pro­gram midbrain activation. Pelatihan yang berasal dari Jepang ter­se­but tergolong baru di Indonesia, baru ber­kembang sekitar September 2009. Aufi men­jelaskan, otak tengah diaktifkan de­ngan memperdengarkan suara-suara yang bi­sa membangkitkan titik-titik tertentu di otak tengah. Efeknya, mereka lebih mudah pa­ham, daya ingat makin kuat, konsentrasi ba­gus, serta emosi, kepribadian, dan nilai aka­demis meningkat.Konsep itu, kata Aufi, menggabungkan pe­ningkatan kerja otak kiri dan kanan yang la­ma dikembangkan di Indonesia. "Ak­ti­va­si itu akan membangkitkan satu juta titik sa­raf di otak tengah sehingga performa otak kiri dan kanan seimbang," katanya. Efeknya, para peserta pengaktifan otak te­ngah lebih mampu memaksimalkan ke­mam­puan otak dan alat indranya. Con­toh­nya, bisa mewarnai gambar tanpa melihat. Ti­dak hanya itu, anak-anak juga bakal me­miliki ke­per­cayaan diri yang tinggi, ketajaman memori, serta genius. (ris/c13/ruk)

informasi dan pendaftaran bisa datang langsung ke kantor telepon 031.8383.8000 dengan LILA

Sabtu, 15 Mei 2010

KABAR BERITA TEMAN GMC

Liputan6.com, Medan:
Selain faktor genetik, kemampuan dan kecerdasan seorang anak dapat dilatih dan diajarkan dengan cara melakukan aktivasi pada otak kanan. Umumnya para peserta yang bisa diajarkan oleh sejumlah instruktur berusia antara empat hingga 12 tahun. Selanjutnya dicoba melakukan sejumlah kegiatan dengan mata tertutup.

Anak-anak itupun melakukan berbagai kegiatan mulai dari membaca dan menebak angka. Ada juga yang membaca ayat suci Al-Quran dengan mata tertutup. Tidak itu saja, mereka naik sepeda secara zigzag dengan mata tertutup. Semua itu diperoleh melalui latihan fokus.
Selain melatih otak kanan untuk kemampuan otak, motivasi ini bermanfaat bagi anak guna membangkitkan potensi diri dan karakter positif dalam diri anak. Saat ini, sejumlah kegiatan banyak ditawarkan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan anak dengan berbagai metode. Selain bermacam cara yang ditawarkan, yang terpenting tentu saja perhatian dan bimbingan para orang tua terhadap sang anak itu sendiri.(BJK/AYB)

GMC Palembang
SEJUMLAH mahasiswa sibuk melakukan aktivitasnya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fattah Palembang, saat wartawan koran ini menemui Nurhasanah Akmal MSi, pemegang lisensi GMC Palembang I, tempat pelatihan Hotel Aryaduta, siang kemarin (3/5). "Dari Sumatera Ekspres ya? Ayo kita ngobrol di dalam saja," ajak Nurhasanah, yang mengaku baru kelar mengajar di Fakultas Syariah institut tersebut.

Ia lantas langsung ke pokok masalah. Menjelaskan bahwa manusia dikaruniai 3 otak. Yakni otak kiri, kanan, dan otak tengah. Menurut Nunung-sapaan karibnya--, otak kiri memiliki fungsi untuk menganalisa, menghitung, membaca, menulis, berpikir secara logika dan sebagainya. Kemudian otak kanan khusus intuisi, performance, seni, kreativitas, kepribadian dan sebagainya.
Sedangkan otak tengah ketika diaktifkan, katanya, secara otomatis fungsi otak kiri dan kanan akan balance atau bisa difungsikan sekaligus. "Dengan akses mudah ke otak kiri dan kanan, mereka akan belajar, membaca dan menghafal benda-benda lebih cepat. Lebih konsentrasi," ujarnya lagi.
Berdasarkan penelitian terhadap janin dalam kandungan, tambah dia, fungsi otak tengah dalam janin bisa dimaksimalkan dengan mendengarkan musik klasik. Setelah bayi lahir ada reaksi yakni, anak tersebut lebih cerdas dan lebih cepat belajar bila dibandingkan dengan bayi lainnya. "Namun setelah dilahirkan, otak tengah tersebut tidak pernah dipakai," bebernya.
Lanjutnya, penerapan metode pelatihan otak tengah, sudah dilakukan di Jepang sekitar 40 tahun lalu. Kemudian diadopsi Malaysia 5 tahun lalu. Sedangkan di Indonesia baru 5 bulan yang lalu dan di Palembang ada sejak 2 bulan lalu. "Dalam pelatihan aktivasi otak tengah ini penerapannya sama dengan ketika janin masih ada dalam kandungan, yakni dengan mendengarkan musik klasik," kata perempuan kelahiran Palembang, 24 Mei 1975.
Saat pelatihan tersebut, awalnya anak-anak yang ikut diminta untuk bergembira secara ekspresif dan mengenal sesama teman yang ada dalam pelatihan tersebut. Dalam satu pelatihan maksimal ada 20 anak. Kemudian setelah mengeluarkan ekspresif dengan bergembira, karena kelelahan para peserta pelatihan diminta untuk istirahat dengan diperdengarkan alunan musik klasik.
Nah, musik klasik itu sendiri dapat merilekskan para peserta yang usianya sekitar 5-15 tahun. Musik klasik dapat memancarkan gelombang alpha yang mulai menstimulus otak tengah. "Namun juga ada beberapa anak ke gelombang Theta atau sampai tertidur. Setelah selesai, mereka diajarkan untuk melakukan senam otak dengan suatu rangkaian cerita," ungkapnya.
Senam otak sendiri bertujuan untuk menstimulus otak kiri dan kanan, sehingga dapat mengaktifkan otak tengah. Misalnya dengan menempelkan masing-masing jari tangan. Kemudian menggerakkan jari satu persatu yang berhadap-hadapan yang dimulai dari jempol dengan gerakan melingkarkan dengan cepat sambil menceritakan sesuatu.
Sebagai contoh, saat di jempol dengan cerita mobil menggunakan gigi satu. Kemudian semakin cepat menggunakan gigi dua dengan jari telunjuk. Lalu, jari tengah jalanan naik, jari manis dengan jalan terjal dan kelingking jalanan lurus. "Awalnya memang susah, tapi jangan dipikirkan. Ikuti saja gerakannya."
Ada lagi. Dengan tangan kanan menunjukkan jari telunjuk dan tengah, kemudian tangan kiri menunjuk jari tengah dan manis. Berikut, ada petikan nada diubah tangan kanan menunjukkan jari tengah dan jari manis dan sebaliknya pada tangan kiri secara cepat, bergantian dan pelatihan sebagainya. "Setelah otak tengah aktif, ada semacam gelombang yang bisa memancarkan dan menangkap gelombang tersebut seperti kelelawar dan ikan, yakni apa yang bisa dilihat mata, maka bisa dilihat melalui otak," bebernya.
"Contohnya, dalam keadaan lampu dipadamkan, mata tidak bisa melihat. Namun, otak bisa menjadi seperti lampu atau matahari sehingga bisa mengetahui benda dan barang yang ada didepannya dan tidak akan menabrak," katanya lagi. Nah, dalam pelatihan, anak-anak juga diminta untuk berlari naik turun tangga dengan keadaan mata tertutup dan hasilnya mereka tidak ada yang jatuh dan menabrak.
Dalam pelatihan itu, lanjutnya, diajarkan penutupan mata dengan menggunakan kain. Seorang anak dapat melihat ketika mata ditutup. "Yakni dalam membaca, berjalan, naik sepeda, menyusun puzzle, menulis, menggambar dan masih banyak lagi. Tapi gelombang ini hanya bisa dipancarkan terhadap benda atau barang bukan gelombang untuk makhluk halus," ungkapnya.
Dikatakan, selama dua bulan pelaksanaan pelatihan GMC Palembang sudah sekitar 100 orang yang ikut. Pelaksanaan selama dua hari pada Sabtu dan Minggu di Hotel Aryaduta. "Biaya investasi untuk ikut pelatihan ini Rp3,5 juta. Tiap kelas maksimal 20 orang. Dua orang ditangani satu trainner," ungkapnya.
Lanjutnya, fakta tersebut tidak bisa dikatakan sihir atau sulap. Menurut Nunung, itu merupakan salah satu karya ilmiah yang ada pada otak akibat dimaksimalkannya otak tengah sehingga otak kiri dan kanan akan jalan dengan baik. "Sudah melalui kajian," ujarnya.
Setelah pelatihan tersebut, katanya, harus dilakukan setiap hari selama sebulan minimal 10 menit agar otak tengah tetap aktif. "Kemudian setelah sebulan, maka otak tengah akan aktif selama seumur hidup," bebernya. (*)

MENUJU JENIUS SEUMUR HIDUP
GMC Sumatera Selatan
Senin, 12 April 2010 09:16 , SUMATRA EXPRESS

Setelah puas bermain, belasan anak tertidur lelap mendengar suara musik di ruang meeting Princess Hotel, kemarin. Saat itu mereka seperti distel. Dibuat masuk ke gelombang alfa dalam keadaan gelap kemudian dibuat tertidur. Nyarisnya, ketika waktu selesai masih ada dua anak yang terlelap. Beberapa peserta lain pun diajak mewarnai gambar ikan tanpa melihat alias mata ditutup. Fantastis tanpa harus melihat pun mereka bisa mewarnai tanpa keluar dari garis. Beberapa anak terlihat berfikir agar mewarnai tidak keluar gambar lalu mencoret lagi.
Ada yang menggunakan indera penciuman baru mencoretkan pewarna. Tapi jangan salah sangka dulu, mereka bukan dijampi-jampi, dihipnotis, dan lain sebagainya. Namun berkat otak tengah mereka sendiri, sehingga bisa melakukan hal tersebut.
Drs. A. Rasyid Muhammad, MM, Master Franchise Genius Mind Consultancy (GMC) Sumatera Selatan mengaku pihaknya sedang melakukan pelatihan aktivasi otak tengah selama 1,5 hari. Menurutnya, setiap manusia itu memiliki tiga jenis otak yaitu otak kiri, tengah, dan kanan. "Selama ini otak tengah tertidur, yang aktif otak kanan dan kiri," katanya. Melalui training ini, pihaknya kemudian mengaktifkan otak tengah sehingga bisa seimbang dengan otak yang lain.
"Jika otak tengah anak sudah teraktivasi, maka banyak manfaat yang bisa didapat," kata Rasyid, dan memang itu dimiliki oleh otak tengah. Di antaranya, meningkatkan konsentrasi, daya ingat, kreativitas, daya paham, talenta, menyeimbangkan hormon, mengubah karakter, dan menstabilkan emosi. Di materi itu, pihaknya memberikan materi aktivasi otak tengah, kemudian metode membaca dengan mata tertutup, mewarnai tertutup, berjalan tanpa melihat, pemetaan pikiran, membaca cepat, dan lain-lain.
Potensi tersebut sudah ada, tapi sayang selama ini otak tengah manusia tidak aktif. "Untuk mengaktifkan otak tengah ini, anak-anak diajak mendengarkan musik dalam suasana gembira, bernyanyi-nyanyi dalam ruangan yang gelap. Melalui teknologi komputer dan audio visual mereka kemudian dibuat masuk ke gelombang alfa," katanya. Saat itulah terjadi aktivasi otak tengah, ketika semua anak-anak tertidur. Untuk aktivasi ini pun tak memakan waktu yang panjang, training berlangsung selama 1,5 hari maka setiap anak sudah bisa menuju genius seumur hidup melalui otak tengah.
Namun metode yang ada baru bisa untuk anak berusia 5-15 tahun. "Yang paling efektif 13 tahun ke bawah karena masih polos, belum banyak yang dipikirkannya. Jika di atas 15 tahun tidak efektif lagi karena sudah didominasi oleh otak kanan dan kiri, banyak persoalan lain yang dihadapi, dan lain sebagainya.
Diakui Rasyid, teknik aktivasi otak tengah sudah dilakukan orang Jepang sejak 40 tahun yang lalu, namun metodenya berbeda. "GMC juga memiliki metode lain yang diadopsi dari Malaysia," katanya. GMC merupakan sebuah lembaga pendidikan in formal dengan sistem franchise. Awalnya dari Malaysia, kemudian masuk ke Indonesia sejak 6 bulan terakhir.
Di Palembang sendiri, baru dilaunching 26 Februari lalu di Hotel Swarna Dwipa, sementara untuk kantor beralamat di Kompleks PTC Mall. Saat ini GMC memiliki 3 cabang di Seberang Ulu, Sukarami, dan Sako. "Alumni kami sudah ada sekitar 300 anak di Palembang, setiap Sabtu-Minggu kami rutin gelar pelatihan aktivasi otak tengah dengan peserta sekitar 40-an anak. Investasinya Rp3,5 juta," ujarnya. Selanjutnya, pihaknya akan membuka cabang lagi di Lubuk Linggau, Muara Enim, Baturaja,Lahat, Sekayu, dan Kayu Agung. (mg29)

ANAK GENIUS DALAM DUA HARI
GMC SAMARINDA – Anda memiliki kesulitan mengatur dan membimbing anak agar bisa konsentrasi dalam menangkap pelajaran. Tak dipungkiri, persoalan ini menjadi masalah sebagian besar orangtua saat ini. Genius Mind Consultanty (GMC) menawarkan program aktivasi otak tengah (midbrain activation) sehingga anak-anak usia 5-12 tahun bisa menjadi genius.

Dalam workshop di Hotel Grand Sawit, Rabu (17/3) malam, GMC memeragakan simulasi beberapa anak yang telah sukses mengikuti program aktivasi otak tengah ini. Rifky, bocah kelas 5 SD, mampu membedakan 5 warna kartu yang sudah diacak dengan mata tertutup. Ziah, bocah TK kecil, bisa menyebutkan warna dan abjad yang tertera dalam beberapa kartu dalam mata tertutup.
Syifa, murid SD kelas 6 lainnya dapat mengendarai motor dengan mata tertutup, sekaligus mampu menyebutkan nilai dan nomer seri uang kertas dengan tepat. Fauzan, kelas 5 SD, juga mampu menyebutkan gambar kartu remi dengan mata tertutup. Apa rahasianya?
Master GMC, Friendy Milarda mengatakan 4 orang anak alumnus GMC ini sukses memberdayakan otak tengah mereka. "Otak tengah ini mampu menghasilkan gelombang otak untuk menangkap gambar dan sesuatu di sekeliling kita," ujar Friendy dalam workshop.
Otak tengah menjadi jembatan antara otak kiri dan kanan. Aktivasi otak tengah memengaruhi keseimbangan potensi kerja otak kanan dan kiri. "Jadi, apa yang diperagakan anak-anak ini bukan magic atau supranatural. Anak-anak bisa menjadi lebih sensitif dan indera mereka makin tajam setelah otak tengah mereka diaktivasi. Anak-anak juga memiliki kemampuan memprediksi," ucapnya.
Cara kerja otak tengah ini sama dengan sistem resonan pada kelelawar atau ikan yang hidup dalam laut. Sehingga kelelawar mampu beterbangan tanpa saling tabrakan dalam goa yang gelap sekalipun. Ikan pun bisa merasakan kehadiran makhluk lain di dalam kegelapan laut.
Aktivasi otak tengah memiliki manfaat, antara lain meningkatkan konsentrasi anak, meningkatkan daya ingat, memperkuat bakat atau talenta, meningkatkan pemahaman anak, jauh lebih sehat dengan adanya penyeimbangan hormon tubuh dan emosi lebih stabil.
Manusia mulai embrio sampai usia 3 tahun selalu dominan menggunakan otak kanan. Lalu, usia 3 tahun ke atas menjadi periode transisi, dari dominasi otak kanan menjadi otak kiri. Selain hadir di Balikapapan, kini GMC juga hadir di Samarinda dan Bontang. (toptribunkaltim)

Mata Tertutup Anak Itu Bisa Baca Buku!

GMC Banjarmasin Minggu, 21 Maret 2010
TAZKIYAH Rasyidah, siswa kelas V SDIT Ukhuwah, Banjarmasin, dengan mata tertutup mampu mengetahui kartu remi. Cukup meraba dan menciumnya, dia bisa menebak kartu yang dipegangnya, lengkap dengan menyebutkan warnanya.
Pun temannya yang lain, dengan mata ditutup kain bisa menyebutkan dengan jelas nama di kartu tanda penduduk (KTP) seorang ibu yang dipegangnya. Bahkan ketika disodori sebuah buku, anak laki-laki itu mampu dengan cepat membaca beberapa paragraf isi buku tersebut.
Luar biasa! Tetapi, kok bisa begitu ya?
Bukan sihir atau magic, semua terjadi setelah mereka mengikuti pelatihan yang digelar Genius Mind Colsultancy (GMC) Indonesia di Hotel Arum, Banjarmasin. Pelatihan dikhususkan bagi anak usia lima sampai 15 tahun.
Ya, menurut trainer dari GMC Indonesia, Yudi Lesmana, seperti itulah ketika seorang anak sudah diaktifkan otak tengahnya (midbrain). Tanpa kekuatan supranatural, meditasi, atau hipnosis, anak dapat mengetahui suatu obyek tanpa perlu melihatnya.
"Sebab setelah otak tengah diaktivasi, otak bisa memancarkan dan menangkap gelombang seperti halnya kelelawar dan ikan. Apa yang bisa dilihat oleh mata, maka bisa pula dilihat melalui otak," kata Yudi Lesmana.
Anak pun, lanjutnya, akan lebih mudah berkonsentrasi, lebih peka, mampu memaksimalkan otaknya, dan menjadi sosok yang baik hati. Jadi jangan kaget, jika kemudian anak menjadi lebih mudah bila disuruh bangun pagi, belajar, membantu orangtua, bahkan emosinya jadi lebih stabil.
"Tazkiyah dulu emosinya juga mudah meledak, tetapi sekarang sudah stabil," cerita Tatik, ibu Tazkiyah.
Soal mata tertutup, dijelaskan Yudi, itu hanya metode untuk memudahkan anak berkonsentrasi. Blindfold reading method, namanya, merupakan cara yang didesain untuk mengaktifkan kemampuan otak tengah dimana kemampuan otak tengah inilah yang dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan. Midbrain adalah jembatan antara otak kiri dan otak kanan.
Gelombang otak yang semula hanya 40 derajat, dengan dilatih terus menerus akan berkembang sempurna menjadi 360 derajat.
Manfaat yang diperoleh dengan mengaktivasi otak tengah, antara lain meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kreativitas, lebih cerdas, dan lebih berbakat. Kemudian, membentuk karakter positif, emosi lebih stabil, dan hormon lebih seimbang.
"Orangtua juga tidak perlu stres lagi mengurus anak. Makanya metode ini juga disebut pathway to genius, jalan pintas menuju jenius. Anak jenius, juga baik hati," tandas Yudi. (hay,banjarmasinpost)

Minggu, 02 Mei 2010

METODE TEKNOLOGI GMC

Di masyarakat, terdapat berbagai metode dalam mengaktifkan midbrain; masing-masing metode memiliki hasil yang berbeda-beda. GMC menggunakan teknologi komputer yang modern; mengaktifkan midbrain melalui kolaborasi dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya. Dengan prinsip ini, dilakukan pelatihan terhadap janin dengan menggunakan musik “Mozart”. Laporan menyebutkan bahwa setelah bayi lahir, lebih cerdas serta lebih cepat belajar dibanding dengan bayi lainnya. Letak perbedaannya adalah bayi yang telah tumbuh sekarang telah menjadi anak-anak; jadi, musik atau suara yang digunakan perlu lebih kuat beberapa kali dari musik Mozart. Yang lebih membanggakan adalah: metode yang digunakan oleh GMC memiliki tingkat keberhasilan mencapai 70-80%.

PERANAN ORANGTUA
Bila ingin membantu anak mengembangkan fungsi midbrain, peranan orangtua tidak boleh diabaikan. Midbrain memerlukan perasaan aman dan landasan kepercayaan diri dalam mengaktifkan dan mengembangkannya. Perasaan aman dan percaya diri dalam diri anak berasal dari perlakuan ayah dan ibunya. Dari segi bahasa, ayah dan ibu menentukan kata-kata anak; hasil yang dicapai juga jauh lebih efektif daripada banyak perkataan yang diucapkan oleh orang lain. Oleh karenanya, ayah dan ibu harus memprioritaskan belajar perkataan yang terpuji dan pasti.
Kedua, perlu menyisihkan waktu sedikitnya 20-30 hari untuk membantu anak berlatih. Setiap hari hanya memerlukan latihan selama 15-30 menit. Banyak orangtua yang beranggapan karena kesibukan hidup tidak memiliki waktu untuk mendampingi anak berlatih. Tetapi, bila dihitung anak saling berhubungan dengan orang tuanya seumur hidup misalnya hingga usia 18 tahun, maka 30 hari hanyalah 0.45% dari seluruh waktu tersebut. Bila dalam 30 hari tersebut dapat membuat anak seumur hidup memperoleh manfaat, mengapa tidak bersedia meluangkannya? Apalagi dalam satu hari hanyalah memerlukan waktu yang pendek yaitu 15-30 menit saja.

LANGKAH PERKEMBANGAN POTENSI OTAK
Langkah aktivasi midbrain secara sederhana dapat dibagi menjadi dua bagian – yaitu masa kestabilan awal dan masa pendalaman perkembangan.
Masa Kestabilan Awal
Setelah mengikuti pelajaran selama satu setengah hari, midbrain anak akan teraktivasi. Anak dapat merasa sangat gembira juga sangat menarik. Para orang tua juga dapat merasakan kemampuan anak mereka menjadikan mereka merasa bangga. Sangat bersemangat karena ini merupakan penemuan yang baru. Tetapi, ini hanyalah titik awal. Anak-anak dapat melupakan bagaimana mereka memasuki kondisi jalannya midbrain.Lama-kelamaan, sanggup menjadikan midbrain kembali dalam kondisi tertidur dan “tidak melihat”. Jadi, memerlukan latihan setiap hari hingga stabil. Yang dimaksud dengan stabil adalah anak-anak dapat sewaktu-waktu melakukan menutup mata sambil mengenal warna, mengenal huruf, membaca, mengenali benda-benda dan lain sebagainya. Disaat mereka tidak mudah kehilangan kemampuan mereka. Kecuali dalam jangka waktu lama tidak digunakan.
Masa Pendalaman
Banyak orang tua berhenti bila mencapai masa stabil. Karena mereka tidak mengetahui bahwa anak masih memiliki potensi yang menunggu untuk dikembangkan. Seorang anak yang benar-benar menggunakan midbrain memiliki karakter yang seimbang, hubungan antar manusia yang baik, suka menolong orang, pandai bergaul, prestasi belajar menonjol dan lain sebagainya. Potensi ini memerlukan latihan penggunaan midbrain yang terus-menerus dari si anak; dari menutup mata yang dasar berlatih kemampuan menembus pandang; hingga tidak perlu menutup mata, hanya menutup mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; kemudian hingga membuka mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; hingga mencapai indera extra sensory. Pada akhirnya memasuki target dominasi dengan midbrain; memulihkan potensi awal yang seharusnya dimiliki umat manusia. Inilah yang disebut dengan talenta; sehingga mereka berubah menjadi manusia baru dalam jaman modern ini.

Sabtu, 01 Mei 2010

HUBUNGAN “METODE BELAJAR MENUTUP MATA” & “METODE BELAJAR MIDBRAIN”

Nama “Metode Belajar Menutup Mata” diambil dari sebuah fenomena yang dapat dihasilkan setelah midbrain diaktifkan. Berarti bahwa anak tersebut dapat belajar dengan menutup mata. Tetapi bila ditambah sebuah kata “metode”, maka artinya sama sekali berbeda. “Metode Belajar Menutup Mata” memberikan kesan yang salah bagi banyak orang; bahkan ada beberapa yang salah mengartikan. Banyak orangtua menanyakan bahwa anak memiliki mata kenapa tidak digunakan malahan belajar sambil menutup mata; sepertinya agak melawan alam atau aliran sesat. Arti yang dimaksudkan adalah “metode” “belajar menutup mata” ini cukup efektif; semenjak itu, anak tidak perlu menggunakan mata dalam belajar; bahkan “memejamkan mata” dalam menjalani hidupnya.
Sebenarnya, tujuan akhir setelah midbrain diaktifkan bukanlah meminta orang untuk belajar sambil menutup mata atau memejamkan mata dalam menjalani hidup, tetapi membantu anak-anak memasuki kondisi terbimbing mifbrain. Sehingga mereka dapat secara seimbang menggunakan otak kanan dan otak kiri serta mengembangkan potensi terbesar dari daya otak. Memejamkan mata membantu anak memasuki interbrain. Setelah terbiasa menggunakannya, tidak perlu menutup mata juga dapat menggunakan midbrain; yaitu dengan membuka mata juga dapat mengembangkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri; sehingga otak kanan dan otak kiri berkembang secara seimbang.
diambil dari: www.otaktengah.co.id

Pengaruh Aktivasi Otak Tengah Terhadap Pelajaran Sekolah

Setelah seorang anak mengalami aktivasi otak tengah akan terjadi peningkatan dalam kemampuan berpikirnya. Hal ini karena jaringan otak mengalami perkembangan pesat pada sambungan-sambungan yang terjadi di antara sel otak.
Setiap orang mempunyai jumlah sel otak yang sama yaitu sekitar satu trilyun sel. Tetapi yang membedakan kecerdasan dari masing-masing individu adalah jumlah sambungan-sambungan yang terjadi. Setiap sambungan akan menjadi penghantar dari informasi berupa gelombang yang bersifat listrik. Dan ini menentukan kecepatan dalam mengakses informasi, menghubungkan informasi menjadi sebuah pemahaman.
Kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari adanya perbedaan kecepatan pemahaman ini pada setiap orang. Misal seseorang bercerita sebuah cerita lucu di antara teman-temannya, dan sebagian besar langsung mengerti dan tertawa karena cerita itu, tetapi ada juga yang baru satu jam kemudian tertawa. Mengapa ini bisa terjadi? karena informasi yang masuk tidak menemukan jalur terpendek untuk diteruskan dan dihubungkan, akibatnya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami.
Tugas kita dalam rangka untuk meningkatkan kecerdasan adalah memperbanyak sambungan-sambungan tersebut. Pada waktu kita belajar, berdiskusi, membaca, beraktivitas, berpikir, mencoba hal-hal baru dan kita memahami aktivitas tersebut, maka akan terjadi sambungan baru di otak. Akibatnya kita menjadi semakin cerdas. Oleh sebab itu aktivitas otak tidak boleh kita hentikan sampai umur berapapun.
Nah, pada aktivasi otak tengah, terjadi pelipatgandaan sambungan-sambungan ini, sehingga anak juga akan menjadi semakin cerdas. Dan kemampuan berpikir dengan otak tengah mengakibatkan seluruh bagian otak berpartisipasi secara bersamaan pada waktu proses berpikir. Oleh sebab itu sering kita melihat seorang anak yang mampu menghafal dengan cepat, karena dia tidak lagi menghafal dengan logikanya, tetapi juga menghafal dengan imajinasinya, sehinggan setiap informasi yang masuk dapat diakses dengan lebih mudah.
Ketika hal ini terjadi, otomatis setiap software, program , atau pelajaran yang diberikan akan dapat dengan lebih mudah diproses oleh anak yang sudah teraktivasi.
Tugas orang tua setelah anaknya teraktivasi adalah menempatkan anak pada medan yang bisa meningkatkan dan menstimulasi keunggulan yang dimilikinya. Bisa dengan mengajak mereka berpikir kreatif untuk memecahkan sebuah masalah, memberikan bacaan-bacaan bermutu, memberikan les untuk meningkatkan bakat / kompetensi mereka. Prinsipnya otak anak yang telah teraktivasi sudah menjadi semacam hardware yang canggih, oleh sebab itu berikan software-sofware yang canggih pula.
Satu pertanyaan yang sering muncul dari calon peserta GMC adalah sebagai berikut "Apakah anak dengan usia 5-15 tahun tidak akan terbebani otaknya setelah mengalami pengaktifan otak tengah?"
Pertanyaan ini muncul karena selama ini dengan metode yang konvensional, "software (walaupun penting) lebih ditekankan daripada "hardware". Sofware yang saya maksud adalah apa yang dimasukkan ke otek anak untuk diproses, contohnya matematika, pelajaran bahasa, ilmu pengetahuan, kalkulus, dan pelajaran lainnya. Sedangkan hardware adalah alat pemrosesnya. Metode konvensional kadang lupa tentang hardware karena sibuk dengan sofwarenya. Sofware diinputkan terus tapi pengembangan kapasitas hardware terlupakan, akibatnya muncul beban di otak anak pada umumnya.
Metode pembelajaran paling up to date sudah lebih maju dengan memikirkan bagaimana sebuah sofware / pelajaran dapat diproses dengan memperhitungkan karakteristik dari si pembelajar. Contohnya pemilahan antara gaya belajar auditori, visual, kinetik, dan kontemplatif, seperti yang telah dilakukan pada kelas-kelas yang mempraktekkan quantum teaching.
GMC tidak memberikan beban pada otak anak, tetapi justru memperbesar kapasitasnya. GMC bukanlah sebuah pelajaran yang harus dikuasai, GMC bukan sebuah metode yang harus dipelajari, GMC bukanlah sebuah mata pelajaran baru, tetapi GMC adalah sebuah brain booster yang dengan metode tertentu akan membawa anak pada sebuah pengalaman untuk membangkitkan potensi otaknya.
Treatment pasca aktivasi adalah hal penting yang harus diperhatikan oleh orang tua peserta. Sebuah kapasitas, baru hanya sebuah potensi, dan potensi itu baru akan terlihat apabila orang tua jeli untuk memprogram anak menuju pada keunggulan / bakat yang dimilikinya. Di sinilah keasyikan orang tua sebagai seorang seniman, manajer, dan leader dari anak untuk mengarahkannya pada kemunculan potensi yang paling maksimal.
Sebagai seorang seniman orang tua akan memahat, mewarnai, memoles anak pada bentuk yang paling indah, sebagai manajer orang tua akan memprogram langkah-langkah konkrit yang harus ditempuh anaknya selama masa independensi / ketergantungan, dan sebagai leader orang tua akan mendorong, menginspirasi, memberikan teladan serta membantu anak untuk menciptakan, menemukan dan mencapai visinya.
Pada hakekatnya sebagai orang tua anda bisa menemukan sebuah visi baru dalam kehidupan melalui apa yang bisa anda lakukan terhadap anak anda. Dan GMC akan membantu anda menemukan jalan itu.

Salam Masa Depan !!!!!